**
MENGENAL RAHASIA SHOLAT **
Sholat itu ada Nyawanya
ada Nafsunya,
ada Tulangnya,
ada Kepalanya,
ada Tangan dan Kakinya,
1.
TAKBIRATUL IHRAM itu Nyawa Sholat.
Karena di dalam Takbiratul Ihram
tersimpan 4 Rahasia yaitu :
1.1. Tuba’dil
1.2. Munajat
1.3. Mi’raj
1.4. Ihram
2.
NIAT itu Nafsu Sholat.
Karena Niat adalah pernyataan dari
pada kehendak untuk mewujudkan asal dari pada cita-cita Manusia.
3.
AL-FATIHAH itu Kepala Sholat.
Karena membaca Al-Fatihah itu adalah
antara Tuhan dengan hambanya, maka hendaklah ketika membaca Al-Fatihah
seolah-olah jika tiada sesungguhnya, bahwa kita sedang berkata-kata langsung
dengan Tuhan.
4.
TUMA’NINAH
itu Tubuh Sholat.
Karena tanpa Tuma’ninah di dalam
Sholat itu tiada beradab maka hendaklah perangai tubuh di hadapan Tuhan yang
Maha Mulia lagi Maha besar harus tertib.
5.
RUKU
dan SUJUD itu Tulang.
Tatkala
Ruku itu di umpamakan engkau menilik kebawah Arsyil Azim, bahwa engkau tunduk
dibawah kebesaran Allah SWT, maka hendaknya menilik kepada hakekat diri engkau
yang suci,
Tunduk
dan patuhlah sambil menyatakan puji, tatkala sudah nyata yang ditilik itu baru
boleh bangkit dari Ruku, Tatkala bangkit, di umpamakan pula menilik kepada
Nubuah Rasulullah SAW, dan menilik kepada keesaan Allah SWT.
Tatkala
Sujud, engkau menyatakan atas hak kepada Tuhan, bahwasanya kita fakir, dhoif,
lemah dan bodoh.
Sujud
juga diumpamakan tersungkur dibawah Arsyil Azim, yang menyatakan bahwa kita
telah kembali dari pada semula dalam keadaan suci, saat mana didalam alam Arwah
sejak hari ALASTU.
Demikian
hendaknya ketika Ruku dan Sujud.
6.
TAHYAT itu tangan Sholat.
Setelah
bangkit dari Sujud yakni engkau duduk diantara dua sujud, di umpamakan engkau
duduk tajjali berhadapan nyata dengan Tuhan.
Saat
itu engkau menerima atas pernyataan keampunan, rahmat dan petunjukNya. Duduk
itu di umpamakan engkau berada di dalam Qalbu LATIFAH, Qalbu Mu’minin, di atas
Baitullah.
Tatkala
engkau membaca TASYAHUD yaitu dengan isyarat telunjuk kanan itulah hakekat
pernyataan atas janji, sumpah dan saksi semula di dalam hari ALASTU yakni
membenarkan bahwa Allah itu Tuhan yang sebenarnya,
sehingga
engkau KARAM di dalam lautan Murakabah, asyik di bawah kebesaran Allah hingga
diri yang pasrah itu tersungkur suci di dalam tubuh INSANUL KAMIL.
Bahwa,
Tahyat
itu asal Sholat,
6.1. Puji Nabi Muhammad SAW kepada Allah
Ta’ala ketika dibawah Arsyi.
6.2. Puji Allah SWT kepada diri Nabi
Muhammad SAW.
6.3.
Puji
Malaikat didalam Arsyi dan sekalian hamba yang Latif.
7.
SALAM itu Kaki Sholat.
Maka,
sebelum memberi Salam ke kanan dan ke kiri hendaklah lebih dahulu tilik
nyata-nyata bahwa diri yang suci itu tersungkur sunyi sejahtera, bahagia, segan
rasanya hendak salam karena asyik Murakabah dengan Allah SWT, Memberi salam
itulah suatu pernyataan kepada malaikat yang di kanan dan di kiri, bahwa kita
telah datang kembali dari alam Munajat kepada Allah SWT.
Demikian,
sekedar fakir sampaikan “Mengenal Rahasia Sholat”
Barang
siapa sampai perbuatannya dengan fi’ilnya dan dengan Makrifatnya yang tinggi
serta melemahkan dirinya dengan tuhan Allah namanya, Dan..
Barang
siapa sampai ia melainkan dirinya dan pengrasanya dan pengenalnya dan
makrifatnya, penglihatnya, nafinya, isbatnya sifat Allah namanya
Bila
sempurna ujudnya, pengenalnya, penglihatnya, pendengarnya, penciumnya dan
pengrasanya maka itulah ‘puncak makrifatullah” putuslah Makrifatnya.
Disanalah
pertemuan Tuhan dengan hambanya..
Disanalah
peroleh Rahasia Allah SWT.
Disanalah
ia merasai nikmat Allah dari pada surgaNya.
MANAKALA…
Datang
suatu terang tiada terhingga terangnya.. Terang yang hikmat lagi hening, keatas,
kebawah, kekanan, kekiri, ke hadapan ke belakang tiada berkesudahan.., sempurna
sucinya..
Manakala
IA ada berdiri seperti Alif didalam yang terang itulah ISTIQNA namanya. Itulah
yang bersifat Kaya berdiri dengan sendirinya, Itulah yang bernama SYAHADAT.
Fi’il
Muhammad ujudnya,
Makrifat
lakunya,
Suci
jalannya seperti tempatnya,
Halus
sifatnya,
Syukur
kehendaknya,’
Itulah
Ilmu yang kita ikut tatkala kita pulang ke Rahmatullah
MANAKALA…
Tubuh
kita berada di dalam kubur, Setelah selesai di bacakan Talqin Maka pulanglah
orang-orang yang menghantar kita ke kubur, Lalu ada seorang yang datang kepada
kita, Orang itu bukanlah suatu sosok di luar dari Diri kita.
Orang
itu tiada lain Ruh kita jua..
Maka
Ia bertanya kepada kita :
YAA
MAN HUWA…?!
Siapakah
aku ini…..?!
Perjalanan
mengenal Dzat itu bagi yang maklum saja..,
Karena..
Hakekatnya Dzat Allah itulah yang bernama Muhammad yang berada dalam Hati Nurani dan perjalanan sampai pada ujudnya itulah yang sebenar-benar Insan Kamil dan sebenar-benar Diri.
Hakekatnya Dzat Allah itulah yang bernama Muhammad yang berada dalam Hati Nurani dan perjalanan sampai pada ujudnya itulah yang sebenar-benar Insan Kamil dan sebenar-benar Diri.
Jadi..
Insan
itu ialah pertemuan antara ujung dengan pohon yaitu hidup tiada mati.
Sedangkan yang sebenar-benar insan ialah yang di dalam mata, yang bernama nafas, adapun yang di dalam otak yang bernama Ruh jasmani, dan yang di dalam jantung bernama Ruhani yang didalam hati yaitu Nurani yang bernama nywa.
Sedangkan yang sebenar-benar insan ialah yang di dalam mata, yang bernama nafas, adapun yang di dalam otak yang bernama Ruh jasmani, dan yang di dalam jantung bernama Ruhani yang didalam hati yaitu Nurani yang bernama nywa.
Muhammad..
Rasul.. Allah..
Hati..
Jantung.. Otak..
Nyawa..
Ruhani.. Ruh jasmani…
Nyawa
kita itu berdiri kepada Ruhani karena ruhani itu bayang-bayang Nabi Muhammad
dan bayang-bayang inilah :
Nyawa
kita,
Akal
kita,
Nafas
kita,
yang
berdiri kepada HATI LATIFAH.
LATIFAH
inilah Hakekat yang tinggi karena :
Tatkala
ia mengetahui maka dinamai HATI,
Tatkala
berkehendak kesana-kesini dinamai NAFSU,
Tatkala
ia membedakan antara baik dan buruk maka dinamai AKAL,
Tatkala
hidup dinamai RUHANI.
Tatkala
ia akan Allah Ta’ala dan Nabi Muhammad dinamai hati LATIFAH.
Isra
mi’raj ceritera tentang perjalanan.
Tajjali
= perjalanan turun.
Taraqqi
= perjalan naik.
Tanazzul
= perjalan turun dan naik.
Bahwa,
Asal wujud Adam mesti mengembalikan
amanah.
“KHALAKAL
INSANA MIN TIN’
Asal
di jadikan manusia itu dari pada tanah/Adam
Adapun
wujud Adam dari pada Nur Muhammad,
Jasad
dan ruh di ciptakan dari pada Nur Muhammad jua…
Sebenar-benar
Diri ialah Ruh, sebenar-benar Ruh ialah manusia, sebenar-manusia ialah
Muhammad, sebenar-benar Muhammad ialah Nur Allah, sebenar-benar Nur Allah ialah
Nur Dzat, sebenar-benar Nur Dzat ialah ILMU PENGETAHUAN PANDANG SYUHUD, yaitu
pandang salik kita, Naik dan turun.
Naik
pujinya HU
Turun
pujinya ALLAH
Tak
kala naik pujinya HU melengkapi tujuh petala langit wujudnya ‘Laa syauten wala
harfun’ tiada huruf tiada suara Dzat dirinya Tak kala turun pujinya ALLAH
melengkapi tujuh petala bumi wujudnya ‘Ba basyariah’ Dzat dirinya.
Tak
kala turun pujinya ALLAH melengkapi tujuh petala bumi wujudnya ‘Ba basyariah’
Dzat dirinya.
Inilah yang dinamakan perjalan,
diceriterakan dengan isra mi’raj..,
Inilah yang dinakan maqam salik
taraqqi..
Inilah yang dinamakan
Tanazzul..
Turun dan naik tetap berdiri
sendirinya sampai pulang ke Rahmatullah.
*Hakekat Sholat*
-
Berdiri betul, hidup kita yang tiada mati maka
hentikan nafas kita
sebelum takbiratul
Ihram
-
Ruku naikan nafas
-
I’tidal pendengaran kita
-
Sujud adalah penciuman kita
-
Bacaan adalah pembicaraan kita
-
Duduk adalah ketetapan iman kita
-
Tahiyat adalah ketetapan keyakinan kita
-
Salam adalah Makrifat kita
-
Puji-pujian keseluruhannya adalah hakekat keluar
masuk nafas
-
Dzikir adalah denyut seluruh nadi kita di ingat atau
tidak di ingat itulah AL-HAQ.
Inilah hakekat sholat sewaktu Isra
dan Mi’raj atau Ummulul Quran atau Perintah.
Inilah isyarat sholat Daim
Inilah isyarat sholat Daim
Ingat ini!
Setelah tanya maka diberi tahu..
Setelah tahu jangan ada
ragu,
Apabila ragu itu namanya ‘kafir
zindik’
sebab ,
Berdirinya Ahmad (Alifullah)
itulah ALLAH sebenar-benarnya.
ILMU HAKEKAT INSAN adalah rahasia insan diri kita yang harus
diketahui, inilah yang dimaksud oleh paham tasauf sebagai SURGA MAKRIFATULLAH
Bahwa
keadaan insan diri mukmin itu adalah himpunan 7 sifat LATIFAH yaitu :
1.
Latifatul
Qolbi = getaran hidup didalam jantung
2.
Latifatur
Ruh = getaran hidup didalam paru-paru
3.
Latifatus
Sirr = getaran hidup didalam limpa
4.
Latifatul
Khafi = getaran hidup didalam hati
5.
Latifatul
Akhafa = getaran hidup didalam empedu
6.
Latifatu
Nafsun Nathiqah = getaran hidup didalam otak
7.
Latifatu
Kulli Jasadi = getaran hidup didalam seluruh jasad
Seluruh getaran hidup inilah yang
bermakna : HU…. HU…. HU…. HU….
Dia AHMAD… Dia…. MUHAMMAD…
Dia AHMAD… Dia…. MUHAMMAD…
Itulah AKU yang sebenar-benarnya
AKU.
Itulah SURGA MAKRIFAT.
Itulah JANNATUN NA’IM.
Itulah kesempurnaan nikmat yang maha
Kekal di akhirat nanti,
Saatnya kita di ridhoi menyaksikan
Insanul Kamil … Diri AHMAD. Maka itulah hakekat surga yakni Jannah yang
sebenar-benarnya. Karena AHMAD itulah MALIKI YAUMIDDIN. Yang memiliki Syafa’at
di akhirat nanti, Karena AHMAD itulah MALIKIL JABBAR. Yang memiliki Nikmat yang
kekal di akhirat nanti,
Dan…
Hakekat
Neraka yakni azab Jahanam
Yaitu,
Mereka-mereka
yang tidak di ridhoi menyaksikan Insanul Kamil.
Lalu..,
Namun ,
Karena kasih sayang Rasulullah kepada umatnya akhirnya di selamatkan.
Karena kasih sayang Rasulullah kepada umatnya akhirnya di selamatkan.
Bahwasanya
akan disuruh Malaikat-malaikat Rahmat agar mengeluarkan umat Rasulullah dari
‘neraka’ itu bagi siapa yang masih ada imannya ..sebesar zarrah.., atau
separuhnya.., atau seperempatnya.., atau sekecil-kecilnya.. Kemudian di berikan
kesempatan untuk menyadari….
Apakah masih belum puass…?
“Bahwa AKU yang sebenar-benarnya
hanyalah AHMAD”
“Bahwa AKU yang sebenar-benarnya AKU
adalah ALLAH”
…. mau sampai kapan…?
Ilmu
Hakekat Insan Yang
menjadi pokok pembahasan ilmu Makrifat pada mulanya adalah dari surah Al-Iklas
“QULHU
ALLAHU AHAD…”
Dimaknakan
mejadi :
“Katakan
hai Muhammad Allah itu Esa”
Dari
makna inilah timbul pendapat bahwa Muhammad Rasulullah itu manusia biasa, atau
pesuruh Allah di dunia untuk menyelamatkan manusia dari pada kemusyrikan dan
kemunafikan.
QUL + HUWA = berkata HUWA domirnya ialah ANTA. Kalau Anta tidak ada maka tidak ada yang menyatakan : “Qulhu Allahu Ahad”
QUL + HUWA = berkata HUWA domirnya ialah ANTA. Kalau Anta tidak ada maka tidak ada yang menyatakan : “Qulhu Allahu Ahad”
Maka,
Anta dalam Ilmu Makrifat ada dua makna yaitu :
1.
Anta yang Dzahir
2.
Anta yang Batin
Adapun
Anta yang dzahir adalah Al Insan Nabi kita Muhammad SAW, maka insan itu adalah
alat komunikasi atau sebagai jarum jam diri orang Mukmin yang bergerak setiap
detik,
Tiada huruf dan tiada suara, di ingat tidak di ingat, bergerak terus memuji DiriNya sendiri, 1X24 jam = 28.000 pujiNya, di ingat atau tidak di ingat.
Tiada huruf dan tiada suara, di ingat tidak di ingat, bergerak terus memuji DiriNya sendiri, 1X24 jam = 28.000 pujiNya, di ingat atau tidak di ingat.
Adapun
Anta yang Batin yakni Sirrul Insan adalah Muhammad SAW jua, maka HUWA dan
ANTA hanya satu saja yaitu Huwa Muhammad atau Huwa Ahmad Anta Muhammad dinamaka
Mubtada yaitu kalimat yang menjadi pokok perhatian di dalam Ilmu Makrifat.
Dan
Allah itu dinamakan Kabar Awal yaitu Kabar pertama menerangkan tentang keadaan
HUWA. Sedangkan Allah (Tuhan) kabar yang umum pada yahudi dan nasranipun
memakainya, namun Al-Quran menerangkan dengan kalimat :
“WAMA
HUM BI MU’MININ”
‘Dan
tiadalah mereka itu orang yang beriman”
Sebenarnya
karena mereka tidak yakin dengan kalimat syahadat : “WA ASHADU ANNA
MUHAMMADARRASULULLAH”
Tahukah
kalian…, Bahwa didalam kitab Nasrani sekarang nama Allah sangat banyak
disebutkan, demikian pula “HU” ada 6000 lebih banyaknya. Dan bagi kita, kitab
itu tidak bisa di imani karena nama nabi Muhammad SAW telah di hilangkan.
Maka demikian juga bila kita ada mengenal ilmu batin yang hanya mengenal Allah saja dan tidak mengenal Nabi Muhammad SAW, itu sama saja dengan ilmu batinnya Yahudi dan Nasrani.
Maka demikian juga bila kita ada mengenal ilmu batin yang hanya mengenal Allah saja dan tidak mengenal Nabi Muhammad SAW, itu sama saja dengan ilmu batinnya Yahudi dan Nasrani.
Ingat
..!!
Bukan
kita menghilangkan nama Allah sama sekali, bahwa Allah tetap ada, namun yang
dikenal dengan Allah hanya Rasulullah SAW.
Inti
Makrifat adalah mengenal diri yang sebenar-benarnya. Bahwa kita berasal dari
Allah (Qadim) kemudian kembali kepada Qadim (Allah), dengan kalimat :
INNALILLAHI WAINNAILAIHI ROJI’UN
3
faktor penting dalam Makrifat adalah :
PERTAMA
La
ta’yin = Belum ada ketentuan
Ahadiyah
= Maha Tunggal
Dzatul
Buhti = Dzat yang kekal.
Penjelasan
:
Disini
Allah di umpamakan laut yang tiada bergelombang.. Dia-lah Tuhan yang maha suci
dan maha tinggi, tiada martabat diatasNya lagi. Bahwa manusia sudah ada sejak
dahulu dan tiada terpisah dengan Tuhannya, Bahwa kita sudah berada dalam
rahasia Allah SWT, namun karena Allah belum ada Nampak, maka kita belum juga di
tampakkanNya, jadi sejak La ta’yin manusia sudah tetap dalam rahasia Allah
tetapi belum ada pengakuan apa-apa karena belum nampak dan belum ditampakkan.
KEDUA
Ta’yin
awal = Ketentuan yang pertama
Wahdah
= Tunggal
Hakekatul
Muhammadiyah = Asal mula segala yang ada
Penjelasan
:
Disini
Tuhan telah menampakkan diriNya, maka ditampakkan-Nyalah manusia itu dahulu
(titik) didalam dirinya sendiri seraya melihat dan berkata :
ALASTU
BIRABBIKUM?
Maka
di jawab dengan :
BALA
SYAHIDNA
Setelah
pengakuan ini terjadi maka Tuhan berkata : “Saat ini Aku akan mengambil empat
anasar dari tubuhmu Ku jadikan alam agar engkau menetap kelak”, maka kita
menjawab dengan kalimat :
‘LA
HAULA WALA KUATA ILLABILLAH’
Setelah
itu diambillah :
-
Dari Rahasia dijadikan Api
-
Dari Ruh dijadikan Angin
-
Dari Hati dijadikan Air
-
Dari Tubuh dijadikan Tanah
Maka
jadilah Alam semesta dengan segala isinya, Selanjutnya “titik” itu mengembang
menjadi banyak, tumbuh dan besar menjadi ALIF.
KETIGA
Ta’yin
tsani = Ketentuan kedua
Wahdiyah
= Mentauhidkan
Hakekatul
Adam = Asal mula manusia
Penjelasan
:
Bahwa
Alif pada Dzat menyelubungi semua rahasia yang ada,
Disini
Allah seumpama laut dengan gelombangnya, sesungguhnya Allah SWT Tuhan yang maha
suci lagi maha tinggi diumpamakan laut, sedangkan semua yang ada diumpamakan
gelombang, adapun gelombang itu tiada terpisah dari laut adanya.
Bahwa
:
Ketiga
martabat diatas semuanya adalah Qadim.
Yang
terdahulu atau terbelakang hanya lah sebutan saja, bukan karena waktu.Ketika
kita mengatakan Ahdah (maha tunggal), Wahdah (tunggal), Wahdiyah (menunggalkan)
Atau..
Ketika
kita mengatakan La Ta’yin (belum tentu), Ta’yin awal (sudah tentu), Ta’yin
tsani (ketentuan berikutnya)
Maka..
Ketiga
martabat itu semua adalah Qadim.
Sedangkan
yang awal dan yang akhir hanya perkataan saja, bukan karena waktu namun karena
sesungguhnya laut yang tiada bergelombang, disitu juga terdapat satu gelombang
(titik), maka dari titik itu berkembang menjadi banyak, itulah yang dinamakn
ALIF, pada hakekatnya satu saja namun tiga dalam sebutan.
Mengertilah
akan hal ini betul-betul.. Jadikan dasar pegangan dalam hati sanubari, Bahwa
tiada terpisah kita dengan Allah SWT, Dari awal yang tiada berawal hingga
akhir yang tiada berakhir. Inilah satu pemahaman Makrifat yang sempurna, Kosong
(0) itulah yang disebut LAISA yang bernama Wajibul ujud, Tajjali sendiri
menjadi Nur Muhammad bernama titik zarrah, Dari titik menjadi Alif yaitu terjadinya
alam semesta.
Kosong
(0) nafas turun menahan itulah kesempurnaan syahadat, adanya denyut kita.
Titik
adalah rahasia Nabi kita ‘Nur Salasia’ yang ter-rahasia yaitu ‘…’
Dua
nama satu wujud, yaitu rahasia titik dan kosong itulah adanya.
Alif
waktu keluar nafas kita, kodrat dan iradatnya, bernama Allah Ta’ala,
semata-mata asma dan af’al.
Kembali
dari asalku (dzahir dan batin) Asal Alif dari pada bapak (Hak Allah), Jadi
tubuh kita HAKULLAH (sudah diterima oleh ibu) Kenyataannya, nama dan yang punya
nama memuji nama, Jadi yang berkata dan yang bersuara ‘Nur Salasia’ Itulah nama
Allah yang ter-rahasia.
Itulah
yang menggenapkan 99 nama Allah menjadi 100 = 1 yaitu ‘…’
Nur
Salasiah’ itulah yang benar-benar LAISA, Nur yang awal-awal muncul karena
kedzahiran nabi Muhammad SAW yang luar biasa, semata-mata hanya ikhtibar bagi
kita umat Rasulullah SAW. “Aku adalah seperti kamu jua..” ini perkataan
ikhtibar saja.
Rasulullah SAW itu ‘U’ Ahad.
Ke dzahiran kita manusia Muhammad
namanya.
Laki-laki dan perempuan, Adam dan
Hawa, tiada lain adalah dari satu titik noktah.
Itulah yang dikatakan satu
kesatuan,
Itulah ujud hakiki Rasulullah SAW
Sudah Nampak..? jangan di pahami
lagi..!
Kaitannya…?
Alif itu Dzat Tuhan kita,
kepada Ahmad menjadi ilmu,
kepada kita menjadi suatu
rahasia.
Mana
yang memisahkan..? Nama pada Tuhan, tubuh kepada Muhammad, iman kepada kita.
Yang
lebih dulu ? sifat Tuhan, kepada Muhammad menjadi nyawa, kepada kita menjadi
ruh.
Yang
menyatukan ? tubuh yaitu Af’al Tuhan, Kelakuan Muhammad, Hati kepada kita.
Barang
siapa sholat, maka hendak-lah tahu hal ini :
-
Yang berbuat hanya Allah fana pada Sifat
-
Yang hidup hanya Allah fana kepada Dzat
-
Dzahir sifat Allah dan yang sebenar-benar sifat kita
yaitu Allah
-
Dzahir dzat Allah yaitu dzat kita yang batin
Bahwa,
Tiada yang maujud hanya Allah.
Syahadat
itu saksi, yang disaksi ILLAHA itu Tuhan, dan ILLALLAH itu Esa, Saksi itu ikral
dengan lidah, yang dipersaksi tilik dalam hati, mengaku saksi badan,tempat
bersaksi Tuhan HAQ Subhana watala.
Karena..
ASYHADU
itu tubuh kita, ALLA itu darah kita, ILAAHA itu Nyawa kita, ILLALLAH itu rupa
kita sendiri dengan dirinya.
“ASYHADU
ALLA ILLAHA ILLALLAH = U = MUHAMMADAR RASULULLAH”
“U”
itulah kesempurnaan syahadat, Naik nafas.. turun nafas.. mesrakan.
Menilik…
Yang
diumpamakan cermin itu badan kita, dan yang diumpamakan menilik cermin itu
kembalilah pandang yang cermin itu kepada yang menilik.
Berdiri
sholat ingat hati akan Allah taala, AKU rahasia yang memerintah ruh, Ruh
memerintah hati, Hati memerintah tubuh, Berdiri sembahyang itu Allah jua yang
ada yang esa sendirinya
Tiada
dua..
Allah
memuji dirinya sendiri, Itulah fana kita, Tiada kita lagi bertubuh batin dan
dzahir
Hanya
Allah taala bertubuh Muhammad batin dan dzahir, Muhammad itulah rahasia atau
sir, Di dalam sirr itu AKU (Allah), Itulah hakekat Takbir ratul ihram.
Tatkala
mengatakan ALLAHUAKBAR maka :
Yang
mengatakan Allahu Akbar itu Muhammad dan yang empunya kata itu Dzat Allah
Subhanahuwatala
Tatkala
mengatakan AlLLAHU AKBAR maka : Allah itu Dzatnya dan Muhammad itu sifatNya.
“USHOLLI
HAQQI MUHAMMADIN SAW”
“ALLAH……..
HU.. AKBAR”
ALLAH
(Dzat Allah bagi diri, Sifat Allah bagi Rupa, Asma Allah bagi nama, Af’al Allah
bagi kelakuan)
AKBAR
(Hayat itu hidup, Ilmu itu tahu, Kodrat itu kuasa, Iradat itu berkehendak)
Nyawa
sholat = Takbir ratul Ihram
Nafas
sholat = Niat
Kepala
sholat = Fatihah
Tubuh
sholat = Tuma’ninah
Tangan
sholat = sujud
Telinga
sholat = setengah qiyam ruku
Kaki
sholat = salam
Pelihara-lah
amanat yang dititipkan Tuhan kepada kita.
Pelihara-lah
Ruhani-mu.
Jagalah jangan sampai amanat itu dicabut, saat Tuhan
menilik dengan sifat KahharNya.
Sahabat,
Karena
orang berkata “Nyawa itu urusan Tuhan” maka lemahlah orang membicarakannya.
Dalam Ilmu Hakekat Insan Nyawa itu dinamai RASUL yang bernama MUHAMMAD.
Kepada Muhammad itulah putusnya pengetahuan kita.
Dalam Ilmu Hakekat Insan Nyawa itu dinamai RASUL yang bernama MUHAMMAD.
Kepada Muhammad itulah putusnya pengetahuan kita.
Bahwa,
kita tiada sampai kepada martabat pengenalan terhadap Tuhan melainkan hanya
Muhammad sajalah Wasilah untuk menyampaikan pengenalan kepada Tuhan.
“
ARAFTU RABBI BI RABBI “
Ku
kenal Tuhanku dengan Tuhanku,
Ku
kenal Tuhanku dengan mengenalnya jua, yaitu Muhammad.
Muhammad-lah
yang senantiasa berkasih-kasihan dengan Tuhan, tiada putus-putusnya.
Muhammad itulah rahasia sifat Tuhan.
Muhammad itulah rahasia sifat Tuhan.
Orang
yang maqam hakekat sholat, tafakur dan apapun jua harus melalui Musyahadah.
Musyahadah harus melalui maqam fana,
Musyahadah harus melalui maqam fana,
Maqam
Fana itu meniadakan diri yang kasar pada diri yang halus.
Artinya
dalam akuan kita tiada Adam yang kasar ini, yang ada hanya Muhammad dengan
TuhanNya.
Inilah
yang di maksud mati Hakekat, maka beradalah diri dalam keadaan setengah sadar,
Hanya sampai disinilah batas pengetahuan kita.
Hanya sampai disinilah batas pengetahuan kita.
Adapun Nyawa tatkala sakaratul maut bagaikan cahaya lampu
yang kembali cahaya itu kepada lampunya tatkala lampu padam, karena cahaya
lampu itu adalah hak lampunya, maka pulanglah hak itu kepada empunya hak.
QULLU MIN INDILLAH
Katakan, bahwa semua itu dalam genggamanKu
Sahabat,
Teruslah berusaha untuk dapat mengenal diri yang batin yang
bernama Muhammad.
Kalian akan mengetahui bahwa wujud Muhammad itu ada pada rahasia KetuhananNya.
Barang siapa tiada mengetahui batin Muhammad dalam rahasia Tuhannya maka sekali-kali tiadalah ia mendapat kesempurnaan pada Makrifatnya.
Kalian akan mengetahui bahwa wujud Muhammad itu ada pada rahasia KetuhananNya.
Barang siapa tiada mengetahui batin Muhammad dalam rahasia Tuhannya maka sekali-kali tiadalah ia mendapat kesempurnaan pada Makrifatnya.
Lalu., bagaimana orang yang belum sempurna Makrifatnya pada
saat Sakratul maut..?
Nyawa orang itu akan ditarik dengan isim Kaharnya Allah, namun bagi yang mengenalNya akan dikasihiNya
Nyawa orang itu akan ditarik dengan isim Kaharnya Allah, namun bagi yang mengenalNya akan dikasihiNya
Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla tiada mengambil faedah atau
maksud pada apa yang diperbuatnya,
Oleh karena itu,
Tiliklah keelokanNya maka kita akan ditilik dengan sifat
JAMAL “Hadratur Rahman”
Tiliklah kuasaNya, maka kita akan ditilik dengan sifat JALAL “Hadratur Rububiyah”
Tiliklah kesempurnaanNya, maka kita akan ditilik dengan sifat KAMAL “Hadratur Sariji”
Orang yang tiada sampai kepada sebenar-benarnya mengenal, maka ditilik dengan sifat KAHHAR karena menilik kekerasanNya
Tiliklah kuasaNya, maka kita akan ditilik dengan sifat JALAL “Hadratur Rububiyah”
Tiliklah kesempurnaanNya, maka kita akan ditilik dengan sifat KAMAL “Hadratur Sariji”
Orang yang tiada sampai kepada sebenar-benarnya mengenal, maka ditilik dengan sifat KAHHAR karena menilik kekerasanNya
Bahwa,
Jasmani akan
kembali kepada bumi
Ruhani akan
kembali kepada Nur Muhammad
Nyawa akan kembali
kepada Empunya Hak.
MUSYAHADAH adalah bermesraan antara ujud kepada DzatNya
seperti mesranya cahaya dengan lampunya, pujinya Hu-Allah
SAKARATUL MAUT adalah saat Ruhani meninggalkan jasmani,
seperti kembalinya cahaya lampu kepada lampunya, pujinya Allah – Hu
Tinggallah Nyawa
memuji Tuhannya dengan pujinya Ah – Ah.
Lalu.. kembalilah Nyawa kepada Empunya Hak, dengan pujinya : LA
ILAHA ILLALLAH MUHAMMADAR RASULULLAH, Tiada dengan huruf, tiada dengan suara.
syahadat tauhid
dan syahadat diri mohon penjelasannya..)
Syahadat Rasul +
Syahadat Tauhid = Syahadat diri.
Lazimkan syahadat
diri TANPA SUARA..
Naik nafas sudah
“LA ILLA HA ILLALLAH”
Turun nafas “ U..
MUHAMMADURRASULULLAH”
Sampai mesra..
tidak boleh keluar.. tarik perasaan sampai ke hati..,
Bunyi lagi “LA ILA HA ILLA ANTA” tahan nafas tidak boleh
keluar, langsung tarik nafas keatas pelan-pelan “LA ILA HA ILLA HUA” berarti
lebur.., saat turun nafas juga tidak boleh dikeluarkan, pelan-pelan, mesrakan
ke bulu-bulu, kulit, dengan perasaan. Inilah hakekat syahadat, mesra dzahir dan
batin, bertubuh nur saja….